|

Kades Bahilang Jadi Pemasok Material, Bangunan Tanggul Rp 1,5 M Asal Jadi



Tebing Syahbandar, Serdang Bedagai – Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dalam kegiatan rekonstruksi tanggul Sungai Bahilang yang dikerjakan oleh CV Putra Mahkota Madani kini tengah disorot. Dugaan kuat menyebutkan bahwa pelaksanaan proyek tidak sepenuhnya mengikuti rencana teknis sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan elektronik LPSE Serdang Bedagai.


Proyek yang bersumber dari dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana Tahun Anggaran 2024 ini tercatat dengan Kode Tender: 120270000, dan memiliki nilai pagu sebesar Rp1.528.354.000. Dana dialokasikan melalui APBD Pemkab Serdang Bedagai dan dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).


Kepala Desa jadi sorotan sebab terindikasi jadi pemasok material. Diduga kuat material yang dipakai tidak sesuai standar mutu teknis. Batu kali muda , berlumpur demikian juga pasirnya.


Sejumlah kejanggalan ditemukan di lapangan  sebagaimana diterangkan salah seorang warga setempat, Jumat, (11/7/2025) : 

1. Lokasi Proyek Tidak Sesuai Dokumen


Dalam LPSE, lokasi proyek disebut berada di Jembatan Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, namun kenyataannya kegiatan proyek berada di wilayah Kecamatan Tebing Syahbandar. Hal ini menimbulkan tanda tanya atas transparansi dan kejelasan perencanaan.


2. Pekerjaan Teknis Diduga Tidak Dilaksanakan


Dari 23 jenis pekerjaan teknis yang direncanakan, beberapa tidak ditemukan indikasinya di lapangan:


Tidak ada base camp untuk pekerja. Material seperti batu gajah, batu mangga, dan pasir dibiarkan berserakan di jalan, memicu keluhan warga akibat debu dan penggunaan jalan umum sebagai tempat penyimpanan.


Rekayasa lapangan (mutual checking) tidak dilakukan, sehingga akses menuju lokasi harus melalui jalan sempit yang tidak memadai.


Pencampuran beton dilakukan secara manual, tanpa batching plant, oleh tukang yang tidak bersertifikasi.


Pekerjaan kisdam dan dewatering tidak dilaksanakan, padahal ini vital dalam pembangunan struktur di daerah aliran sungai.


Tidak ditemukan cerucuk pondasi dan lantai kerja pondasi, yang seharusnya menjadi dasar kekuatan struktur penahan.


Tembok batu kali ditanam langsung di badan tanggul, bukan dari dasar sungai, menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitasnya dalam menahan erosi atau banjir.



3. Klarifikasi dari Pelaksana Lapangan Minim


Saat dikonfirmasi, kepala tukang yang bernama Adi tidak memberikan penjelasan teknis terkait jenis struktur yang dibangun, apakah berupa talud, turap, atau bronjong.. Ia hanya menyebut pekerjaan dilakukan atas pengawasan dari pihak PUPR dan BPBD. Bahkan saat dimintakan memperlihatkan gambar ia malah menyuruh wartawan untuk pergi ke dinas terkait. Selayaknya dia memiliki basecamp untuk memberikan informasi progres dan gambar proyek sehingga dapat dibaca dengan baik oleh warga di papan informasi.


Pengamatan di lokasi, struktur pasang batu kali  dibangun di badan tanggul. Para tukang mengangkut pasir dan batu dari badan jalan Desa Sibulan ke tepi tanggul, yang juga menjadi tempat adukan pasir pasang serta mixer manual, yang jaraknya sekitar 70 meter.  Para tukang tidak memakai alat  safety seperti boot, helm proyek atau rompi. Bekisting cor  baik untuk pondasi slopp atau rangkaian tulangan, belum dibuka namun dinding  batu pasang langsung dikebut.    Hal ini menguatkan dugaan bahwa struktur tidak akan efektif dalam menahan tekanan air atau mencegah longsor.


Desakan Masyarakat


Warga sekitar mendesak agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta BPBD Serdang Bedagai melakukan inspeksi dan pengawasan yang lebih ketat. Mereka khawatir, jika pekerjaan tidak sesuai standar teknis, dampaknya bukan hanya pada kerugian keuangan negara, tapi juga membahayakan keselamatan masyarakat di sekitar aliran Sungai Bahilang.


"Material berserakan, debu berterbangan, dan akses jalan dipakai semena-mena. Masyarakat tidak dilibatkan, hanya kepala desa yang dipakai sebagai pemasok material yang diduga tidak bersertifikat.  Sehingga rekonstruksi tanggul sungai bahilang yang sesuai dengan  acuan teknisnya,  hanya tembok yang dibangun asal jadi," ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya. (Asmi)

Komentar

Berita Terkini