Binjai-HarianCentral.Net- Tim Cegah Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Sumatera Utara Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri menggelar sosialisasi pencegahan paham intoleran, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di Kelurahan Tunggorono Kecamatan Binjai Timur-Binjai pada hari selasa (20/05/2025).Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 13.50 hingga 16.30 WIB dan dihadiri oleh, Ibu PKK Kelurahan Tunggorono. Kepala Lingkungan, perwakilan kecamatan Binjai Timur serta Tokoh warga Masyarakat Setempat, Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya paham radikal serta upaya pencegahannya.
Agustianto SP.d Selaku Lurah Tunggorono, menyambut baik kegiatan Sosialisasi ini yang menurutnya memberi edukasi mengenai bahaya radikalisme bagi warga masyarakat. Ia berharap dengan adanya sosialisasi ini, warga desa dapat lebih waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ini kegiatan sangat baik ya, masyarakat di sini bisa teredukasi mengenai bahaya radikalisme dan lainnya. Kami berterima kasih kepada Satgaswil Sumut Densus 88 Antiteror (AT) Polri yang sudah memilih Kelurahan Tunggorono sebagai tempat untuk mensosialisasikan pencegahan paham intoleran dan lainnya Sosialisasi ini membahas berbagai aspek penting, mulai dari pengertian intoleransi, radikalisme, dan terorisme, hingga strategi pencegahan serta peran masyarakat dalam menangkal ancaman tersebut. Sambut Agustianto.
Tim Densus 88 Antiteror Ipda Kunto Adi Wibowo Dalam pemaparannya, menjelaskan berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang terpapar radikalisme. Beberapa faktor tersebut antara lain Indoktrinasi Ideologi – Kelompok radikal sering menggunakan doktrin agama atau ideologi tertentu untuk mempengaruhi pemikiran seseorang. Ketidakpuasan Sosial dan Ekonomi – Individu yang merasa terpinggirkan secara ekonomi atau sosial lebih rentan terhadap propaganda kelompok radikal.
Propaganda Melalui Media Sosial – Penyebaran paham radikal semakin marak melalui platform digital seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube serta perekrutan melalui jaringan tertutup dimana banyak kelompok teroris merekrut anggotanya melalui jaringan pertemanan, keluarga, atau komunitas tertentu.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengakses serta menyebarkan informasi di dunia maya. Salah satu poin penting yang ditekankan dalam sosialisasi ini adalah peran aktif masyarakat dalam menangkal radikalisme dan terorisme.
Ia pun menekankan bahwa upaya pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan warga untuk membantu menangkal radikalisme di antaranya adalah dengan meningkatkan pemahaman agama yang moderat dan toleran.
Mewaspadai ajakan-ajakan dari kelompok yang mencurigakan, melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang serta menggunakan media sosial secara bijak dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya. tegasnya
Di akhir kegiatan terlihat Tim Densus 88 Antiteror Bersama Lurah Tunggorono mengajak seluruh peserta yang hadir untuk berfoto Bersama sembari bersalam Salaman. ( Tim)