Tebing Tinggi, Harian Central net :Menjawab keluhan konsumen mengapa air PDAM Tirta Bulian kotor, Dirut PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi, mengatakan hal itu disebabkan pipa penyaluran kotor dan juga sistem penyaringan pasir lambat.
Demikian Hadi Sucipto di Kantor PDAM Kota Tebing Tinggi, Rabu (15/10/2025). Cipto tidak menampik kadang -kadang air PDAM yang dikeluhkan konsumen itu keruh, terutama kalau air sungai banjir. Lebih rinci diungkapkan Cipto yang mahir sebagai teknisi pengeboran di negara Sakura itu, partikel 0,2 mm melalui penyaringan pasir lambat masih mengapung sehingga masuk ke pipa menjadi endapan. Apalagi kalau listrik mulai menyala tiba-tiba, guncangan di pipa akan meleburkan endapan partikel yang kemudian terbawa hingga ke saluran rumah. Namun ia sendiri adalah pengguna air PDAM Tirta Bulian dan bahkan air keruh tersebut juga dialami oleh Perumda Tirtanadi.
Menurut Cipto yang diangkat Walikota Tebing Tinggi itu menjabat Direktur Mei- Nopember 2025 ke depan, akan lebih baik jika PDAM Tirta Bulian menggunakan nemo membran yang partikel mikro pun tak lewat apalagi ditambah media pasir antrasit, pasir silika dan karbon aktif dll. Namun Pemko Tebing Tinggi dengan PDAM Tirta Bulian masih menggunakan penyaringan pasir lambat membuat air yang dihasilkan tidak sebaik menggunakan nemo membran. Sementara petugas pembersih pipa di PDAM Tirta Bulian hanya 2 orang sehingga tidak tercover seluruh jaringan pipa yang disalurkan ke rumah.
Saat ini, masalah yang prioritas bagi PDAM yang sudah ia sampaikan ke Walikota Tebing Tinggi adalah banyak meteran yang tidak terbaca (angka 0) sehingga perlu diganti. Cipto juga mengeluhkan ketiadaan pengguna air untuk tarif industri, sebab rata-rata dari 10.800 pelanggan yang disubsidi PDAM lebih 2000 pelanggan. Seharusnya PDAM tidak memberikan subsidi karena subsidi itu diwajibkan pembayarannya kepada pemerintah. Bahkan kesulitan keuangan PDAM itu terbukti untuk membayar THR pegawai PDAM Tirta Bukian sampai-sampai meminjam. Sementara sumber air baku permukaan sungai tetap diwajibkan pembayarannya ke PDAM yang per bulan Rp 10 juta. Jaringan PDAM yang dijadikan Pemko sebagai modal besar kalah saing dengan pengguna air bawah tanah yang harganya lebih murah. Semisal pengguna air bawah tanah oleh Istana Mobil dan Ratu mobil lebih memilih menggunakan air bawah tanah tentu disebabkan tarif tentunya.
Untuk menambah pendapatan PDAM Tirta Bulian Cipto juga telah mengusulkan agar kolam renang Pemko Tebing Tinggi dikelola oleh PDAM Tirta Bulian, dengan memanfaatkan sumber air panas yang disukai banyak orang. Hal itu sudah juga ia ungkapkan pada Walikota dan di hadapan Anggota DPRD kota Tebing Tinggi, namun belum ada ijin (gilang)