Tebing Tinggi, Harian Central.net - Kebun Pabatu mengijinkan pekerjaan produksi dilakukan hingga malam hari. Memprioritaskan premi dibandingkan regulasi jam kerja, batasan lembur. Hal itu ditegaskan kembali oleh Hendra Asisten HRD di Kebun Pabatu, Kamis (16/10/2025) Ia memberikan tanggapan atas kecelakaan kerja yang dialami 2 orang pekerja di Kebun Pabatu.
Sebagaimana Dua orang karyawan BUMN PTPN IV Regional ll, Kebun Pabatu warga Desa Pabatu l, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) tertimpa pohon sawit saat sedang bekerja di blok afdeling lll, Rabu (15/10/2025) malam sekitar pukul 20.30 WIB.
Atas peristiwa naas itu, Suwanda (30) tahun yang berstatus karyawan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Amat Syahril, 42 tahun meninggal saat dilarikan ke rumah sakit Pabatu.
Lebih jauh Hendra mengatakan perusahaan tetap menganggap pekerjaan di malam hari penting, sampai buah diangkut ke pabrik. Suwanda merupakan pekerja waktu tertentu sebagai pelangsir buah dan Amat Syahril adalah supir motor quick yang melangsir buah ke tempat pengumpulan hasil sawit sebelum diangkut ke pabrik. Kejadian itu menurut Hendra dilaporkan antara pukul 8 malam hingga pukul 9 malam Rabu (15/10/2025). Tidak mengenal lembur, atau jam kerja sampai buah tersebut terangkut ke pabrik, demikian Hendra menjawab mengapa kedua korban masih bekerja di malam hari hingga tertimpa musibah.
Terlihat, dirumah duka, Istri korban Suwanda menangis histeris saat jenazah korban diberangkatkan ke pemakaman.
Menurut Poniran selaku mandor 1 menjelaskan, saat kejadian, kedua korban ini sedang beristirahat usai bekerja melangsir buah kelapa sawit.
“Kedua korban sedang istirahat sebentar makan. Tba-tiba pokoknya tumbang kearah tempat mereka yang istirahat sambil duduk” jelasnya, Kamis (16/10/2025).
Kemudian lanjutnya, dua orang karyawan lainnya supir dan tukang muat mencari dua orang korban tersebut.
“Dicariin, dikelilingin, rupanya nampaklah senternya tadi, senter kepala. Cuman udah terlepas dari kepala gitu. Nah disitu ditengok, kok ada orang di bawah pohon itu” tandasnya.
Melihat kejadian itu, Supir tersebut langsung menelfon dirinya dan langsung menuju ke tempat kejadian.
“Saya langsung ke lokasi, dan saya langsung menelfon mandor panen dan meminta tolong erakan semua orang afdeling, bawa kampak untuk motong pohon itu supaya bisa kami evakuasi. Kemudian, saya menelfon pimpinan, langsung bawa mobil untuk membawa korban ke rumah sakit Pabatu yang saat itu dalam kondisi koma”ucapnya.
Dikatakannya, Saat peristiwa terjadi, kondisi cuaca tidak hujan dan tidak ada hembusan angin. Selain itu kondisi pohon kelapa sawit juga dalam keadaan Jagur atau sehat.
“Saat kejadian enggak ada angin, enggak ada hujan. Kalau pohon masih jagur atau sehat masa tahun tanam 2005.Tapi namanya takdir yang sudah kehendak Tuhan” ujarnya. (Asmi)