|

BPS : Komoditas Dominan Dorong Inflasi Tarif Listrik Sebesar 0,98 Persen


lBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sedangkan, secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,95 persen year on year (yoy) dan secara tahun kalender juga mengalami inflasi 1,56 persen.


“Tingkat inflasi April 2025 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan April 2024,” ujar Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Jumat, 2 Mei 2025.


Pudji menjelaskan, pada kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi terbesar pada April 2025 terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 6,60 persen dengan andil 0,98 persen.


“Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 0,97 persen,” jelasnya.


Adapun komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,16 persen, dan bawang merah dengan inflasi sebesar 0,06 persen.


Kemudian, cabai merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen, dan tomat dengan andil inflasi 0,03 persen.


“Selain itu, terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi pada April 2025 antara lain, cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,08, daging ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,06 persen, dan telur ayam ras dengan andil 0,04 persen,” ungkapnya.


Secara rinci, berdasarkan komponen inflasi yang terjadi di April 2025 utamanya didorong oleh komponen harga diatur pemerintah yang mengalami inflasi sebesar 5,21 persen dengan andil inflasi sebesar 0,98 persen.


“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen diatur pemerintah adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api,” paparnya.


Selanjutnya, untuk komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dengan andil sebesar 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan dam mobil.


Sementara, komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.


Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel dan jagung manis. 


Pudji menyebutkan, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, seluruh provinsi mengalami inflasi, kecuali pada provinsi Papua Pegunungan yang mengalami deflasi sebesar 0,90 persen mtm. Sementara, inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat sebesar 1,77 persen mtm. (Pul)

Komentar

Berita Terkini