hariancentral.net, Kabanjahe : Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan senantiasa menghadirkan beragam inovasi guna mempercepat proses layanan di fasilitas kesehatan. Inovasi tersebut bertujuan untuk mengatasi lonjakan antrean peserta saat pendaftaran di fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan yang sering kali berdampak pada menurunnya kepuasan pasien terhadap layanan.
Hal ini di rasakan oleh seorang Pengarapen Sinulingga (52) seorang Pegawai Negeri Sipil di kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Saat ditemui oleh Tim Jamkesnews, pada Selasa lalu, ketika sedang kontrol pasca rawat inap di RSU Amanda Berastagi, Pengarapen, ia menceritakan betapa mudahnya penggunaan antrean online melalui Aplikasi Mobile JKN saat akan mengakses layanan kesehatan di klinik tempat ia terdaftar.
“Waktu itu saya merasakan demam biasa dan nyeri seluruh tubuh. Saya rasa mungkin hanya kecapekan karena aktivitas kerja yang berlebih. Akhirnya saya hanya konsumsi obat demam yang biasa ada stok di rumah. Namun keesokan harinya panasnya tak kunjung turun, justru kepala saya semakin terasa pusing dan badan sangat lemas. Kemudian anak dan istri membawa saya berobat ke klinik dan tidak lupa mengambil antrean online dari Aplikasi Mobile JKN, ” ujar Pengarapen,
Pengarapen mengatakan sesampainya dirumah, kondisi kesehatannya semakin tidak menentu. Suhu badan semakin naik. Karena panik keluarga bergegas membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Amanda Berastagi.
“Sampai di IGD petugas rumah sakit dengan sigap menangani saya. Karena demamnya sudah lebih dari empat hari maka dilakukan cek darah untuk mengetahui penyakit apa yang saya alami. Ternyata dari hasil cek darah saya menderita gejala tifus, sehingga saya disarankan untuk rawat inap agar dapat dirawat intens di rumah sakit,” jelas Pengarapen.
Dirinya merasa sangat nyaman selama menjalani perawatan di rumah sakit. Ruangannya bersih, lingkungannya tenang, dan para petugas medisnya benar-benar memperlakukan pasien dengan baik sehingga dalam kondisi sakit pasien tetap memiliki semangat untuk sembuh.
“Selama perawatan di rumah sakit, saya tidak sama sekali merasakan adanya perbedaan antara pasien JKN dan pasien umum. Semuanya mudah, cepat dan setara tanpa ada diskriminasi. Mulai dari segi administrasi, pelayanan di IGD, pelayanan ruang rawat dan saat mendapatkan obat semuanya gratis tidak dikenai iur biaya,” tutur Pengarapen.
Pengarapen dan keluarga sangat merasakan manfaat Program JKN dan menganggap ini adalah salah satu bentuk kepedulian negara terhadap rakyat Indonesia. Oleh karena itu, ia mengajak semua orang untuk memanfaatkan program ini dengan sebaik mungkin.
Ia juga mengatakan sebagai Pegawai Negeri Sipil, dirinya wajib mengabdi untuk negara. Namun dengan Program JKN, dirinya merasa negara juga berjuang untuk memberikan perlindungan bagi dirinya dan seluruh keluarganya.
"Seiring berjalannya waktu tentu banyak peningkatan mutu layanan yang terus-menerus diperbaiki baik oleh fasilitas kesehatan maupun BPJS Kesehatan. Salah satunya adalah fitur antrean online yang dapat kita akses melalui Aplikasi Mobile JKN. Contohnya saat saya kontrol ini, dengan mengambil antrean online saya jadi tahu estimasi berapa lama saya akan dilayani, sehingga tidak perlu terburu-buru datang ke rumah sakit apalagi sampai mengantre,” lanjut Pengarapen
Pengarapen mengajak kepada masyarakat khususnya pada segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) untuk tertib melaksanakan pembayaran iuran setiap bulannya sebelum tanggal sepuluh agar tidak terkendala saat tiba–tiba membutuhkan akses layanan di mana saja dan kapan saja.
“Rutin bayar iuran secara tidak langsung artinya kita juga turut membantu sesama. Ketika kita sehat, iuran yang kita bayarkan setiap bulannya itu digunakan untuk membayar biaya pelayanan kesehatan peserta JKN yang sakit, jadi bisa saling menolong," ujar Pengarapen. (Pangab)